MotoBike - Sesuai janji kami pada edisi lalu untuk memberi gambaran lebih lengkap kemampuan bebek super lansiran PT TVS Motor Company Indonesia (TVS-MCI) ini.
Langsung saja tunggangan yang dijual Rp 14,9 juta (OTR Jakarta) dipacu. Untuk mengingatkan, posisi duduk bagi Mr. Testo setinggi 172 cm dan berat 60 kg terasa pas. Segitiga yang tercipta antara setang, jok dan footstep terasa rileks. Apalagi ditunjang jok yang empuk dan kesat.
Pertama mari lakukan perjalan dalam kota, lengkap sama kemacetannya. Motor yang punya berat kosong 112 kg ini terasa ringan dipacu, untuk bermanuver sangat mudah di antara mobil-mobil yang berlalu-lalang. Memperhatikan suasana belakang, terpantau dari spion yang distorsinya cukup besar dibanding merek lain.
Diajak ngebut di trek lurus, laju motor terasa mantap, tak ada gejala oleng. Getaran juga sangat minim, selain mesin halus, di ujung setang terdapat balancer tergolong besar. Getaran di tangan cuma terasa sedikit kala stasioner.
Goyangan di setang justru terasa besar kala dilakukan pengereman. Terjadi lantaran pada unit yang kami tes, cakram depan yang berdiamater 290 mm ternyata sudah peyang. Bisa jadi saat pengiriman terjadi benturan. Kalau kepakemannya sih tak perlu diragukan.
Oh iya, bicara akselerasi Tormax termasuk cepat, terutama di putaran bawah hingga menengah. Limiter mulai terasa di putaran 9.000 rpm. Top speed yang berhasil dicatat 120 km/jam, pada trek lurus sepanjang 1 km.
Perpindahan antar gigi terasa sangat mudah dan empuk. Kombinasi dengan torsi besar di putaran rendah, membuatnya enak untuk membelah jalanan kota yang stop n go. Apalagi suspensi depan belakang redamannya juga bagus. Namun sayang kala ketemu jalan keriting monosok yang dilengkapi tabung agak keras, mungkin perlu disetel tingkat kekerasannya.
Nah kala diajak rebah menaklukkan tikungan, kedua roda terasa kurang mantap, kompon ban agak licin dan ukuran kurang lebar, ditambah standar tengah yang ujungnya rendah sehingga gampang menggesek aspal.
Ada sensasi tersendiri bagi kedua tangan kala naik Tormax, ada semburan udara hangat yang berasal dari lubang pembuangan udara panas radiator, tepatnya di sisi kanan-kiri bodi depan. Kehangatan ini sangat menguntungkan kala jalan malam atau hujan, namun perlu diperhatikan saat di tengah kemacetan dan panas terik. Mungkin bisa diformulsi ulang kisi-kisinya, Bos?
Oh iya, ada beberapa fitur yang menunjang saat menggunakan Tormax untuk harian. Pertama bagasi yang tergolong paling luas di kelasnya. Bisa menampung jas hujan dan perlengkapan lain dengan leluasa. Sedang tripmeter di spido bisa untuk mengetahui jarak perjalanan.
Langsung saja tunggangan yang dijual Rp 14,9 juta (OTR Jakarta) dipacu. Untuk mengingatkan, posisi duduk bagi Mr. Testo setinggi 172 cm dan berat 60 kg terasa pas. Segitiga yang tercipta antara setang, jok dan footstep terasa rileks. Apalagi ditunjang jok yang empuk dan kesat.
Pertama mari lakukan perjalan dalam kota, lengkap sama kemacetannya. Motor yang punya berat kosong 112 kg ini terasa ringan dipacu, untuk bermanuver sangat mudah di antara mobil-mobil yang berlalu-lalang. Memperhatikan suasana belakang, terpantau dari spion yang distorsinya cukup besar dibanding merek lain.
Diajak ngebut di trek lurus, laju motor terasa mantap, tak ada gejala oleng. Getaran juga sangat minim, selain mesin halus, di ujung setang terdapat balancer tergolong besar. Getaran di tangan cuma terasa sedikit kala stasioner.
Goyangan di setang justru terasa besar kala dilakukan pengereman. Terjadi lantaran pada unit yang kami tes, cakram depan yang berdiamater 290 mm ternyata sudah peyang. Bisa jadi saat pengiriman terjadi benturan. Kalau kepakemannya sih tak perlu diragukan.
Oh iya, bicara akselerasi Tormax termasuk cepat, terutama di putaran bawah hingga menengah. Limiter mulai terasa di putaran 9.000 rpm. Top speed yang berhasil dicatat 120 km/jam, pada trek lurus sepanjang 1 km.
Perpindahan antar gigi terasa sangat mudah dan empuk. Kombinasi dengan torsi besar di putaran rendah, membuatnya enak untuk membelah jalanan kota yang stop n go. Apalagi suspensi depan belakang redamannya juga bagus. Namun sayang kala ketemu jalan keriting monosok yang dilengkapi tabung agak keras, mungkin perlu disetel tingkat kekerasannya.
Nah kala diajak rebah menaklukkan tikungan, kedua roda terasa kurang mantap, kompon ban agak licin dan ukuran kurang lebar, ditambah standar tengah yang ujungnya rendah sehingga gampang menggesek aspal.
Ada sensasi tersendiri bagi kedua tangan kala naik Tormax, ada semburan udara hangat yang berasal dari lubang pembuangan udara panas radiator, tepatnya di sisi kanan-kiri bodi depan. Kehangatan ini sangat menguntungkan kala jalan malam atau hujan, namun perlu diperhatikan saat di tengah kemacetan dan panas terik. Mungkin bisa diformulsi ulang kisi-kisinya, Bos?
Oh iya, ada beberapa fitur yang menunjang saat menggunakan Tormax untuk harian. Pertama bagasi yang tergolong paling luas di kelasnya. Bisa menampung jas hujan dan perlengkapan lain dengan leluasa. Sedang tripmeter di spido bisa untuk mengetahui jarak perjalanan.
Melengkapi data pengetesan, tak lupa dilakukan juga pengukuran konsumsi bensin. Bahan bakar pakai Shell Super, pengukuran pakai metode full to full. Tangki diisi penuh lalu digunakan untuk perjalanan normal, seperti berkendara harian. Jarak tempuh dicatat, lalu tangki diisi kembali hingga penuh. Nah ketahuan deh konsumsinya.
Satu liter Shell Super bisa dipakai motor yang dibekali 3 klep ini sejauh 35-an km. Oh iya dengan catatan posisi katup knalpot (Dual Tune) dalam kondisi standar, atau posisi ala turbo tak diaktifkan.
Guna melengkapi data performa, tak lupa dilakukan pengukuran akselerasi pakai Racelogic. Data yang diambil meliputi akselerasi 0-60 km/jam, 0-100 km/jam, 0-100 meter, 0-201 meter dan 0-402 meter. Pengukuran dilakukan beberapa kali dan diambil hasil terbaik. Untuk hasilnya silakan amati tabel di bawah.
Data Akselerasi
0-60 km/jam : 4,3 detik
0-100 km/jam : 13,2 detik
0-100 meter : 8,2 detik
0-201 meter : 12,4 detik
0-402 meter : 19,6 detik
Konsumsi bahan bakar : 35 km/liter
0-60 km/jam : 4,3 detik
0-100 km/jam : 13,2 detik
0-100 meter : 8,2 detik
0-201 meter : 12,4 detik
0-402 meter : 19,6 detik
Konsumsi bahan bakar : 35 km/liter
Penulis : Aant | Editor : Pilot | Photo : Aant
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang udah kasih komentar terimakasih!!!