Jumat, 07 Januari 2011

Kok Minyak Rem Bisa Habis, Sih?

OTOMOTIFNET - Ada percakapan menarik, tertangkap telinga OTOMOTIF waktu makan di sebuah warung. “Wadoh, hari ini gue hampir bertemu Sang Pencipta. Rem motor gue mendadak gak pakem pas mau berhenti di lampu merah. Tapi untung Tuhan masih menyelamatkan gue!” cerita salah seorang pengunjung kepada temannya.

Penasaran, kami pun berkenalan. “Didi Mulya!” kata pria itu sembari menjabat tangan. Ia pun mengulang kisahnya pagi itu yang tentu saja sangat mendebarkan. “Tapi kenapa bisa gitu ya, Mas. Kok rem bisa enggak ngegigit!” tanyanya pada OTOMOTIF.

Karena menyangkut nyawa, kami pun menjelaskan pada pegawai negeri itu. Pada prinsipnya, kegagalan sistem rem bekerja atau biasa disebut failure braking diakibatkan banyak faktor. Misal dari mekanisme kerja perantinya atau si pengendara itu sendiri.

Nah, unsur pertama yang disebut tadi, tentu paling banyak terjadi. Bisa karena kurang perawatan atau masa pakai sudah habis. Sehingga memicu minyak rem sebagai ‘otak’ dari mekanisme kerja rem jadi berkurang. “Harusnya sih itu tak terjadi. Tapi jika begitu, ada tiga hal patut dicurigai,” ujar Cecep, mekanik Sadam Motor(SM) di daerah Ragunan, Jaksel. Apa aja, sih?

Seal master rem (kiri), Kampas rem tipis (tengah), Selang rem getas dan nipel karatan (kanan)
Sil Master Rem
Posisinya ada di dalam master rem yang berfungsi menekan minyak rem agar piston bisa menjepit brake pad. Bila bagian ini aus atau rusak maka minyak rem dipastikan bakal rembes dan perangkat pengereman tidak bekerja dengan semestinya.

Sebetulnya proses kerusakannya bisa diamati, kok. Makanya butuh kepedulian untuk mengecek. Intinya, jika tekanan pada handle rem terasa agak lebih dalam dari semestinya, bisa jadi ini indikasi sil sudah loyo. Kalo udah begitu, segera ganti dengan kit sil baru. Di toko onderdil, peranti ini buat bebek berkisar Rp 15-35 ribu.

Slang Master Rem & Nipel
Bagian ini dapat dianalogikan sebagai jembatan penghubung antara kaliper rem dan master rem. Sebab pengereman bersistem hidraulik, maka slang itu tak boleh sembarangan. Artinya, harus tahan panas dan tekanan.

Seiring masa pakai, slang jadi getas atau malah mengembang, “Eh, mumpung masih di bagian ini jangan lupa nipelnya diperiksa ada karat tidak? Atau ring tembaganya sudah dower,” lanjut Cecep sembari bilang, harga part ini antara Rp 80-150 ribu.

Kok slang bisa getas? “Iya lah, kan slang tersebut mendapat tekanan dan panas. Lama-lama, kemampuannya akan berkurang. Makin parah, kalau peranti ini kurang perawatan dan fungsi rem kerap kali dipaksa kerja berat,” jabar mekanik kreatif ini.

Jika sudah begitu, bukan tak mustahil di bagian slang akan muncul retak halus dan minyak rem rembes. “Makanya di buku manual perawatan motor, pabrik menganjurkan agar mengganti setiap 10.000 km,” tutur mantan mekanik sebuah dealer motor Jepang ini.

Trus, kok bisa karat. Kan minyak? ”Ya iya lah.. kan di minyak rem ada yang namanya glycol. Biasanya kalau DOT-nya makin tinggi glycol juga makin yahud. Tapi kalau diajak late braking mulu ya mendidih lah tuh minyak rem. Itulah asal timbulnya air di situ akibat proses pengembunan,” urai Cecep.

Kampas Rem 
Berguna untuk menjepit bibir piringan, sehingga putaran cakram tereduksi dan roda pun ikut berhenti. Nah, dalam proses kerja seperti itu (akibat gesekan) yang berlangsung kontinyu, membuat permukaan kampas mulai menipis alias habis.

Sayang, kondisi kampas yang sudah tandas tak terdeteksi sebagian motormania. Artinya, selagi handle rem masih bisa ditarik dan laju motor berkurang (meski kurang pakem), mereka belum juga mengganti kampas dengan yang baru.

Padahal dengan situasi begitu, kerja piston di kaliper juga berat. Maksudnya, butuh tekanan kuat dari minyak remnya. “Otomatis, harus ngisi lebih banyak minyak rem di master agar tekanan piston di kaliper tetap kuat,” jelas pria ramah ini.

Tak sampai di situ. Minyak rem yang juga berfungsi sebagai peredam panas saat proses pengereman juga dipaksa bekerja keras pun ikut panas dan mendidih. Ujung-ujungnya malah membuat rem bagel atau lebih parah, bisa blong. Syereem... kan?

Jadi, demi menghindari itu, harus segera ganti kampas baru. Di toko spare-part peranti ini banyak mereknya. Dari orisinal sampai aftermarket (standar atau racing). Banderolnya, dari Rp 25-125 ribu, kok. “Ingat, ini demi nyawa, lo. Jadi jangan abaikan!” pesan Cecep. 

Penulis/Foto : Iman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang udah kasih komentar terimakasih!!!